Kebetulan malam itu turun hujan
dengan begitu lebatnya, saya duduk di balkon dengan ditemani secangkir kopi
hitam dengan beberapa buku bacaan. Suasana yang tenang dan efek alam dengan
gemerciknya air hujan, seolah membius saya untuk semakin terdiam memandang
kertas kosong dengan pinsil di tangan
kanan saya.
Curah hujanpun perlahan semakin
berkurang, akan tetapi hati dan fikirian gak
kompak dalam menentukan keputusan sehingga bisa dituangkan kedalam kertas
diatas meja yang sedikit terkena percikan air hujan. Apa yang harus saya
lakukan? Itulah hati saya mengatakan.
Selama usaha ini berjalan dan
perlahan berkembang, permasalahanpun terus bermunculan baik masalah yang timbul
dari internal maupun external. Besok ada pertemuan dengan para crew, permasalah
di perusahaan kami seolah membeku, malam ini harus menemukan jurus jitu untuk
mencairkan itu.
Goresan tangan mulai memenuhi
lembaran kertas yang ada, saya mencoba untuk mengkategorikan variasi permasalah
yang ada yang ringan ada yang berat, ada yang sederhana maupun yang kompleks.
Begitu juga dengan dampak dan solusinya.
Seringkali kita menganggap remeh
persoalan dan menunda-nunda penyelesaian dan ketika permasalahan tersebut meledak
dan tak terkendali, lalu apa yang akan terjadi?
Belajar dari prinsip pemadam
kebakaran, pemadam tidak menunggu api itu membesar baru kemudian dipadamkan
akan tetapi ketika percikan api mulai menyala dan asap mulai mengepul harus
segera di cari dan ditemukan sumber kebakaran dan dideteksi apakah akan ada
potensi meluasnya area kebakaran.
Budaya mengkambing hitamkan
seseorang dan saling menyalahkan seolah menjadi pemandangan biasa di dunia
usaha, hal tersebut terus dipertontonkan dan dampaknya permasalahan terus
berlarut-larut tanpa ujung dan memperkeruh suasana internal perusahaan.
Menurut para ahli, Pemecahan
masalah adalah sebuah proses dimana suatu situasi diamati kemudian bila
ditemukan ada masalah dibuat penyelesaiannya dengan cara menentukan masalah,
mengurangi atau menghilangkan masalah atau mencegah masalah tersebut terjadi.
Olivier Leclerc, konsultan dari
McKinsey dan Mihnea Moldoveanu, Associate Dean program MBA di University of
Toronto’s Rotman School of Management melakukan pengamatan dan memberikan tips
dalam melihat problem dan mencarikan solusinya dari tingkat paling sederhana
sampai yang paling inovatif. Pertama, perhatikan network. Network adalah
jaringan dengan orang-orang yang terbentuk dan terbina selama ini.
Apakah di antara mereka ada yang berkaitan dengan masalah yang kita hadapi? dari mulai lingkaran paling dalam sampai lingkaran paling luar dalam lapisan- lapisan yang kita buat, orang-orang yang sama dapat merupakan penyebab masalah, akan tetapi sebaliknya dapat juga menjadi penolong dalam memecahkan masalah. There is always a solution within the problem.
Evolution Bagaimana masalah itu bisa terjadi? dengan menelusuri perjalanan sebelum masalah terjadi. Penyimpangan dari perjalanan sebelumnya yang tanpa masalah, kemudian menimbulkan masalah, mungkin solusinya cukup kembali ke situasi perjalanan sebelumnya.
Decision-agent, Mendorong masing-masing anggota tim problem-solvers untuk keluar dengan pemikiran solusi inovatif terhadap masalah yang dihadapi dan anggota tim lain ikut mengevaluasinya secara objektif, kemudian membuat penilaian dan menimbang bobot solusi mana yang paling menguntungkan dari berbagai aspek.
System dynamic, Pemikiran solusi tidak serta merta menyelesaikan masalah, akan tetapi harus dapat diterapkan terhadap sistim yang sedang berjalan, baik dari segi organisasi dan kewenangan maupun dari alur proses. Semuanya harus diterobos namun juga harus mendapat dukungan penuh, tidak memperoleh hambatan.
Information processing, Setiap informasi penting disampaikan ke bawah sebaliknya juga harus dilaporkan keatas, tidak boleh disembunyikan, dihilangkan dan diinterpretasikan sesuai dengan keinginan dan tujuan masing-masing. Dalam keadaan darurat setiap informasi dan data dapat menjadi bahan penting dalam mempertimbangkan. Tujuan kelima tindakan di atas bukan saja dipakai untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, akan tetapi juga untuk mencegah terulang kembali dan menemukan caracara baru yang inovatif dalam menyelesaikan masalah.
Ada baiknya sesekali dalam
perjalanan rutin perusahaan dilakukan simulasi “Problematika solving” seperti
dalam menyelamatkan diri kala terjadi kebakaran, bagaimana menyelamatkan
perusahaan dari kemungkinan masalah yang dapat timbul sewaktu-waktu, dilakukan
terhadap masing-masing departemen dan secara kolektif, sehingga semua karyawan
menjadi terbiasa dan ikut memiliki naluri problem-solving. Simulasi seperti ini
juga secara tidak langsung ikut mencegah terjadinya masalah, Insha Allah.
***
0 komentar:
Posting Komentar